Barokah, (atau dalam istilah jawa sering
disebut dengan berkat) adalah
sebuah istilah yang bersumber dari ajaran Islam. Istilah barokah dalam nash Al-Qur’an dan Al-Hadits kerap
dimasukkan pada beberapa permasalahan yang menyangkut pada kenikmatan; baik
berupa makanan, harta benda maupun sebuah perbuatan meliputi pernikahan,
belajar-mengajar mengajar, pekerjaan dan lain sebagainya.Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya Islam
sampai ke Indonesia terdapat beberapa istilah arab yang telah masuk dan menjadi
istilah yang umum di dalam kehidupan masyarakat. Seperti judul tulisan ini
“Berkat dan Barokah” dua kalimat yang berasal dari kata yang sama, agar kita
bisa mengerti dan memahami apa yang terkandung didalamnya dan tidak mengecilkan
makna berkat, penyebabnya hanyalah karena yang mereka ketahui berkat adalah
satu porsi makanan yang lengkap dengan nasi dan lauk pauknya yang disebut‘berkatan’.
MAKNA BAHASA
Dalam bahasa Arab, barokah bermakna tetapnya sesuatu, dan bisa juga mempunyai makna bertambah atau berkembangnya sesuatu an-namaa waz ziyaadah (النماء وازيادة)[1].].
MAKNA BAHASA
Dalam bahasa Arab, barokah bermakna tetapnya sesuatu, dan bisa juga mempunyai makna bertambah atau berkembangnya sesuatu an-namaa waz ziyaadah (النماء وازيادة)[1].].
Makna Istilah
Adapun makna barokah secara istilah (dalam Al Qur’an dan Al-Hadits) adalah langgengnya kebaikan, atau kadang pula barokah bermakna bertambahnya kebaikan dan suatu saat bisa bermakna kedua-duanya. Sebagaimana do’a keberkahan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sering kita baca saat tasyahud mengandung dua makna seperti yang disebut di atas.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Maksud dari ucapan do’a “keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad karena Engkau telah memberi keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Do’a keberkahan ini mengandung arti pemberian kebaikan karena apa yang telah diberi pada keluarga Ibrahim. Maksud keberkahan tersebut adalah langgengnya kebaikan dan berlipat-lipatnya atau bertambahnya kebaikan. Inilah hakikat barokah”.
Ini berarti Barokah adalah kebaikan yang bersumber dari Allah, yang kebaikan itu dapat menjadi langgeng dan bahkan menambah kedekatan seorang yang diberi kepada Allah yang Maha Memberi.
Pada
umumnya, orang yang mempunyahi hajat akan menyelenggarakan sedikit jamuan atau
tasyakuran baik berupa tahlilan atau ritual lain yang sejenisnya. Sepantasnya
dalam sebuah jamuan itu shohibul hajat menyediakan makanan untuk diberikan
kepada orang-orang yang diundang dan dimintai bantuan bacaan tahlil itu dengan
niat sebagai sedekah. Dalam rangkaian acara tahlil, pahala sedekah makanan itu
biasanya juga diniatkan untuk arwah yang dituju atau diniatkan untuk mencapai
hajat tertentu jika dalam bentuk ritual selain tahlilan. Oleh karena itu, acara
tahlil yang khusus untuk pengiriman do’a semacam itu sering dinamakan sedekah,
perubahan ucapan dari kata shadaqah.
Sedekah
makan itu biasanya baru disuguhkan atau dibagikan setelah selesainya doa dalam
tahlil, baik untuk dimakan di tempat atau di bawa pulang. Dengan perkataan
lain, sedekah itu diberikan setelah “diberkahi” dengan do’a. Makanan yang sudah
diberkahi doa tersebut kemudian disebut “berkat”.
Berkat
berasal dari bahasa Arab “barkatun”- bentuk jamaknya adalah barakat- yang
artinya kebaikan yang bertambah-tambah terus.
Penamaan
tersebut berdasarkan Hadist Nabi Muhammad SAW:
اجتمعوا على طعام واذكروا الله يبارك لكم فيه
“Berkumpullah
pada jamuan makan kamu, dan sebutlah asma Allah ketika hendak makan, niscaya
Allah memberkati kamu pada makanan itu.” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu
Majah, Ibnu Hibban, dan al-Hakim – Kitab Nadhrah an-Nur, II/16)
قَالَ:
أَثِيبُوا أَخَاكُمْ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، فَأَيَّ شَيْءٍ نُثِيبُهُ؟ قَالَ:
” ادْعُوا لَهُ بِالْبَرَكَةِ فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا أُكِلَ طَعَامُهُ، وَشُرِبَ
شَرَابُهُ، ثُمَّ دُعِيَ لَهُ بِالْبَرَكَةِ فَذَلِكَ ثَوَابُهُ مِنْهُمْ
“Rasulullah
bersabda : “balaslah oleh kalian (kebaikan) saudara kalian”, para sahabat
berkata : “wahai Rasulullah : “dengan sesuatu apakah untuk membalasnya ?”,
Rasulullah menjawab : “berdo’alah kalian untuknya dengan keberkatan, sebab
sesungguhnya seseorang ketika makananya dimakan dan minumannya di minum,
kemudian dido’akan untuknya dengan keberkahan, maka itu merupakan balasan
untuknya dari kalian”. [HR. al-Baihaqi & Abu Daud]
Hadits
ini mengisyaratkan agar apabila kita memakan atau minum dari apa yang diberikan
oleh orang lain supaya mendo’akan agar Allah memberikan dengan keberkahan.
Selain diperintahkan untuk memberikan makanan untuk faqir miskin, juga
dianjurkan agar makanan kita dimakan oleh orang yang bertakwa baik dengan jalan
diantarkan maupun dengan mengundang mereka makan bersama-sama.
Nabi shallallau ‘alayhi wa
sallam bersabda :
أَطْعِمُوا طَعَامَكُمُ
الْأَتْقِيَاءَ، وَأَوْلُوا مَعْرُوفَكُمُ الْمُؤْمِنِينَ
“berikanlah makananmu kepada
orang-orang yang bertakwa, dan berbuat baiklah kepada orang-orang yang
beriman”. [HR. Imam Ibnu Abid Dunya - Kitab al-Fath al-Kabir, Juz I/ hal. 192]
Orang-orang yang diundang untuk
baca tahlil adalah orang-orang yang bertakwa di lingkungan shohibul hajah
sedangkan pelaksanaan tahlil dipimpin oleh orang yang dihormati sebagai
pemimpin keagamaan di masyarakat setempat.
Itulah apa yang selama ini kita kerjakan untuk mencari dan
mendapatkan berkat dan barokah-Nya.
---O2g---
No comments:
Post a Comment